Ulumul Hadits

Ulumul Hadits

A. Pengertian Hadits dan Sunnah
1. Pengertian Hadits
      Penamaan hadits berdasarkan etimologis adalah sebagai berikut.
a.       Jadid: baru
b.      Qarib: dekat
c.       Khabar: berita
 .     Macam-macam hadits berdasarkan ta’rifnya
a.       Hadits Qauliyah adalah hadits yang berdasarkan perkataan nabi.
b.      Hadits Af’aliyah adalah hadits yang berdasarkan perbuatan nabi.
c.       Hadits Taqririyah adalah hadits yang berdasarkan pembiaran/membiarkan terhadap sesuatu perbuatan seseorang yang terlihat oleh nabi.

d.      Hadits Hal/Ahwal adalah hadits yang berdasarkan keadaan nabi.

     Pengertian hadits menurut para ulama
a.       Menurut ahli hadits yakni hadits adalah segala ucapan, perbuatan dan keadaan nabi saw.
b.      Menurut ahli ushul hadits yakni hadits adalah segala perkataan, perbuatan dan taqrir nabi yang bersangkutan dengan hukum.

2.      Pengertian sunnah 
a.       Menurut Fuqaha
Menurut mereka pengertiannya sama dengan ushuliyyin akan tetapi istilah sunnah dalam fiqih juga dimaksudkan sebagai salah satu hukum taklifi yang berarti suatu perbuatan yang akan mendapatkan pahala bila dikerjakan dan tidak berdosa apabila ditinggalkan.

b.      Menurut Ushuliyyin
Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari nabi saw. berupa perkataan, perbuatan dan ketetapan yang berkaitan dengan hukum.

B. Riwayat dan Dirayah
No
Jenis Ilmu
Objek Pembahasan
Tokoh
1
Rijalul Hadits
Kapasitas sebagai rawi 
 Imam Bukhari
2
Jarh wa Ta'dil
Kecacatan para rawi 
 Yahya ibn Sa’id
3
Tarikh ar-Ruwah
Keadaan identitas rawi 
Imam Muhammad ibn Isma’il Al Bukhori.
4
Hal al-Hadits
Sebab-sebab yang dapat mencacatkan keshahihan hadits 
Abu Bakar bin Abd al-Rahman bin Haris bin Hisyam 
5
Nasikh wa Mansukh
 Hadits-hadits yang berlawanan dengan ketetapan
Ahmad ibn Ishaq 
6
Asbabul Wurud
 Sebab-sebab nabi menuturkan suatu hadits
Abu Hafs Umar ibn Muhammad ibn Raja 
7
Tashif wa Tahrif
 Hadits-hadits yang diubah titik/syahalnya
Abu Ahmad al-Asha 
8
Gharib al-Hadits
 Mengetahui dan menerangkan makna yang terdapat pada lafadz tertentu
 Abu Ubaidah al-Qasim ibn Sallam
9
Mukhtalif al-Hadits
 Menurut lahirnya saling bertentangan/berlawanan agar dapat dikompromikan
 Imam Asy-Syafi’i

1    C.      ayat dan hadits tentang menuntut ilmu
a.       Ayat tentang pentingnya menuntut ilmu
1)      Q.S Al-Mujadalah: 11
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ  
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2)      Q.S Al-Alaq: 1-5
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ  
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

b.      Hadits tentang menuntut ilmu
1)     
مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Tirmidzi)

2)       
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى
الْجَنَّةِ
Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi)

D.      Pembagian Hadits
No
Jenis Hadits
Penjelasan Singkat
1
Hadits Mutawatir
 Hadits yang diriwayatkan lebih dari sepuluh orang
2
Hadits Ahad
 Hadits yang diriwayatkan kurang dari sepuluh orang
3
Hadits Aziz
 Hadits yang diriwayatkan oleh dua-dua orang
4
Hadits Gharib
 Hadits yang diriwayatkan oleh orang seorang saja
5
Hadits Masyhur
 Hadits yang diriwayatkan pada masa sahabat dan tabi’in dari orang seorang kemudian menyebar luas
6
Hadits Shahih
 Hadits yang bersambung-sambung sanadnya yang diriwayatkan oleh orang yang adil, dhabith, tidak ada kecacatan dan bertentangan dengan al-Qur’an
7
Hadits Hasan
 Hadits yang bersambung sambung sanadnya yang diriwayatkan oleh orang yang tidak mempunyai derajat terpercaya yang sempurna
8
Hadits Shahih Lidzatihi
 Hadits yang shahih dengan sendirinya
9
Hadits Shahih Lighairihi
 Hadits yang shahih karena ada yang menshahihkannya
10
Hadits Hasan Lidzatihi
 Hadits yang hasan dengan sendirinya
11
Hadits Hasan Lighairihi
 Hadits yang tadinya hasan tetapi menjadi dha’if karena ada yang mendha’ifkannya
12
Hadits Dha'if
 Hadits yang tidak didapati syarat shahih dan hasan
13
Hadits Mudha'if
 Hadits yang tidak didapati syarat shahih dan hasan
14
Hadits Maudhu
Hadits palsu 

NB: 
no. 1-11 disebut juga Hadits Makbul (diterima) sedangkan no. 12-14 disebut juga Hadits Mardud (ditolak).
a.       Hadits mutawatir lafdzi, yakni hadits yang diriwayatkan lebih dari sepuluh orang serta yang banyak susunan redaksi dan maknanya sesuai atau benar antara riwayat satu dengan riwayat yang lain.
b.      Hadits mutawatir ma’nawi, yakni hadits yang diriwayatkan lebih dari sepuluh orang serta yang lafadznya berlainan antara satu riwayat dengan riwayat lainnya akan tetapi secara umum maknanya bersesuaian.
c.       Hadits mutawatir amali, yakni hadits yang diriwayatkan lebih dari sepuluh orang serta yang dapat diketahui dengan mudah bahwa ia dari agama dan telah mutawatir dikalangan umat Islam bahwa nabi mengajarkannya atau menyuruhnya.

      Sebab-sebab suatu hadits disebut mardud (ditolak) dan Contohnya
1)      Hadits-hadits mardud karena tidak bersambung sanadnya yakni hadits mu’alaq, hadits munqathi, hadits mu’dhal dan hadits mudallas
2)      Hadis-hadits mardud karena perawinya cacat atau karena sebab lainnya yakni hadits matruk, hadits munkar, hadits syadz, hadits mu’allal, hadits mudhtaharab, hadits hudraj, hadits maqlub, hadits mushahhaf, hadits muharraf dan hadits mubham.

2.      Syarat-Syarat seorang perawi
a.       Adil
b.      Dhabith (kuat hafalan/ingatan)
c.       Tidak cacat kepribadiannya
d.      Mutashil (sanadnya bersambung-sambung dan pernah bertemu)
e.       Mu’asyiro (hidup dalam satu masa)
f.       Tidak bertentangan dengan al-Qur’an

E.      Latar Belakang Munculnya Hadits Palsu
1. Perselisihan politik
Golongan Syi’ah membuat hadits tentang keutamaan Ali dan keutamaan ahlul bait.
Artinya: “barangsiapa ingin melihat kepada Adam tentang ketinggian ilmunya, ingin melihat Nuh tentang ketaqwaannya, ingin melihat kepada Ibrahim tentang kebaikan hatinya, ingin melihat kepada Musa tentang kehebatannya, ingin melihat kepada Isa tentang ibadahnya, maka hendaklah ia melihat kepada Ali.

2.      Zandaqah
Membuat hadits untuk merusakkan agama dan menghilangkan kemurnian dan ketinggiannya. Contohnya adalah melihat kepada muka yang indah adalah ibadah.

3.      Membuat hadits untuk menarik minat para pendengar dengan kisah-kisah/hikayat-hikayat menarik. contohnya adalah barang siapa membaca la ilaha ilallah, niscaya Allah menjadikan dari tiap-tiap kalimatnya seekor burung paruhnya dari emas dan buahnya dari marjan.

4.      Membuat hadits menurut mazhab sendiri. Contohnya adalah barangsiapa mengatakan bahwa al-Qur’an adalah makhluk, kufur (kafirlah) ia.

5.      Membuat hadits untuk mendekatkan diri kepada pembesar-pembesar negara. Contohnya adalah hanya boleh kita bertaruh dalam pelemparan panah dalam memperlombakan kuda dan dalam memperadukan burung yang bersayap.

Comments