Kepemimpinan

Kepemimpinan

 A. Tipologi Leadership
a.      1.  Kepemimpinan Demokratis, yaitu gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
b.     2.  Kepemimpinan Otokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c.      3. Kepemimpinan leaser fire memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan maupun menanggulangi masalahnya sendiri.

Dari semua penjelasan tentang tipe kepemimpinan diatas dapat disimpulkan terkadang seorang pemimpin juga membutuhkan kekuatan dalam kepemimpinannya (otoriter) dan juga bersifat pasif (leaser fire) tergantung situasi dan kondisinya.

B. Potensial Leadership

1.      Ahsannas (memberi kebaikan terhadap sesama manusia)
a.      Al-Qur’an
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù š9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šøs9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ  
dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Q.S Al-Qasas: 77)

b.      Hadits
Abu Hurairah ra, ia berkata: sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “siapa saja yang mengajak kepada kepada kebenaran, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakan tanpa dikurangi sedikitpun” (HR Muslim).

2.      Ajwadannas (memberi kasih sayang)
a.      Al-Qur’an
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ  
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (Q.S Al-Fatihah: 1)



b.      Hadits
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ. (رواه البخارى ومسلم وأحمد والنسائى)

Anas ra. berkata, bahwa Nabi saw. bersabda, “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)

3.      Asyja’annas (memberi kemaslahatan)
a.      Al-Qur’an
!$tBur š»oYù=yör& žwÎ) ZptHôqy šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ  
dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (Q.S Al-Anbiya: 107).


b.      Hadits

“Akan ada setelahku para penguasa yang tidak melakukan petunjuk-petunjukku dan tidak melakukan sunnah-sunnahku. Dan akan ada diantara mereka orang-orang yang hati-hati mereka adalah hati-hati syaitan yang terdapat di jasad manusia”. Aku (Hudzaifah) berkata, “Bagaimana aku harus bersikap jika aku mengalami hal seperti ini?” Rasulullah bersabda, “Engkau tetap harus setia mendengar dan taat kepada pemimpin meskipun ia memukul punggungmu atau mengambil hartamu, maka tetaplah untuk setia mendengar dan taat!” (Riwayat Muslim)
C. Model Kepemimpinan yang Partisipatif

1.      Sense of Understanding
Seorang pemimpin haruslah mengerti apa yang harus dilakukan dan dibutuhkan oleh warganya disinilah awal untuk menjadi pemimpin yang tauladan bagi masyarakat.

2.      Sense of Feeling
Setelah bisa mengerti apa yang harus dilakukannya maka yang kedua adalah harus bisa memahami perasaan warganya apabila dia ingin warganya menuruti dan mengikuti apa yang dikatakannya maka hendaklah melakukan kebaikan di masa kepemimpinannya.

3.      Sense of Belonging
Apabila pemimpin dan warganya sudah saling mengerti maka akan timbul yang namanya rasa saling membutuhkan disinilah terbentuk suatu kerjasama yang baik antara warga dan pemimpin seperti tidak ada jurang pemisah diantara mereka.

4.      Sense of Partisipasi
Inilah akhir dari kerjasama antara pemimpin dan warganya. Dalam hal ini pemimpin tidak usah repot-repot lagi mengatur masyarakat, karena pemimpin sudah melakukan pendekatan-pendekatan tadi dalam waktu yang lama maka masyarakat pun sudah terbiasa akan yang diajarkan oleh pemimpin tersebut akhirnya timbullah suatu masyarakat yang madani.

D. Pemimpinnya Manusia

1. Potensial Leader
     Ayat Tentang Potensial Leader
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& Ÿw šcqßJn=÷ès? $\«øx© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur   öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s? ÇÐÑÈ  
dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur (Q.S An-Nahl: 78).

2.      Proses Leader
a.      Ayat dan Terjemahan
žcÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@øŠ©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tƒUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ   tûïÏ%©!$# tbrãä.õtƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbr㍤6xÿtGtƒur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ­/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ  
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (Q.S Al-Baqarah: 190-191).

3.      Ending Leader
a.      Ayat dan Terjemahan
ã@ø?$#ur öNÎgøŠn=tæ r't6tR üÏ%©!$# çm»oYøs?#uä $oYÏF»tƒ#uä yn=|¡S$$sù $yg÷YÏB çmyèt7ø?r'sù ß`»sÜø¤±9$# tb%s3sù z`ÏB šúïÍr$tóø9$# ÇÊÐÎÈ    
dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian Dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu Dia diikuti oleh syaitan (sampai Dia tergoda), Maka jadilah Dia Termasuk orang-orang yang sesat (Q.S Al-A’raf: 175).

E.    Ulil Amri
a.      Menurut Q.S Al-Maidah: 55
Ulil amri adalah kepemimpinan umat yang menggantikan kepemimpinan Rasulullah saw. Seperti firman Allah dibawah ini :
$uK¯RÎ) ãNä3ŠÏ9ur ª!$# ¼ã&è!qßuur tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# tbqßJÉ)ムno4qn=¢Á9$# tbqè?÷sãƒur no4qx.¨9$# öNèdur tbqãèÏ.ºu ÇÎÎÈ  
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).

b.      Menurut Quraish Shihab
Secara bahasa ȗli adalah jamak dari wali yang berarti pemilik. Sedangkan al-amr adalah perintah atau urusan. Dengan demikian ulil amri adalah orang-orang yang berwenang mengurus urusan kaum muslimin. Mereka adalah orang-orang yang diandalkan dalam menangani persoalan-persoalan kemasyarakatan.

2.      Syarat-Syarat Ulil Amri
a.       Beriman kepada Allah Swt
Syarat pertama kali yang harus dimiliki oleh penerus kepemimpinan beliau. Tanpa keimanan bagaimana mungkin dia dapat menjadi pemimpin umat yang diharapkan menempuh jalan Allah Swt.
b.      Mendirikan Shalat
Seorang pemimpin yang mendirikan shalat diharapkan memiliki hubungan yang vertikal yang baik serta dapat mengambil nilai-nilai kemanusiaan dan kebaikannya. Misalnya: kejujuran
c.       Membayarkan Zakat
Seorang pemimpin yang berzakat diharapkan selalu berusaha mensucikan hati dan hartanya dan tidak melakukan KKN.
d.      Selalu Tunduk dan Patuh Terhadap Allah Swt
Pemimpin haruslah orang-orang yang selalu ruku’ ini merupakan simbol kepatuhan secara mutlak kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Secara konkret diwujudkan dengan menjadi seorang muslim yang kaffah baik dalam aspek ibadah, akidah, akhlak maupun muamalat.

3.      Kesimpulan Definisi Ulil Amri
a.       Menurut Para Ulama (Ar-Razi dan Muhammad Abduh)
Ulil amri adalah jamaah ahlu al-halli wa al-‘aqdi dari kaum muslimin. Mereka adalah umara’ (pemerintah) dan hukama’ (penguasa) ulama, panglima dan semua pemimpin masyarakat. Jika mereka semua sepakat tentang suatu urusan maka kita semua wajib mematuhinya asal tidak bertentangan dengan perintah Allah Swt dan Rasul-Nya.
b.      Menurut Para Mufassir
Ulil amri berkisar pada empat pihak yaitu :
1)      Umara’ dan semua orang yang punya wilayah syar’iyyah bukan taghutiyah.
2)      Ulama
3)      Sahabat Nabi saw. dan sebagian menyatakan ulil amri adalah Abu Bakar dan Umar ra.
Jamaah ahlu al-halli wa al-’aqdi dari kaum muslIM.


F. Pandangan Al-Ghazali tentang kepemimpinan

Penting. Adapun pandangannya adalah sebagai berikut.
a.       Semua urusan di dunia ini dapat diselesaikan dengan pemimpin oleh karena itu ia mengatakan tidak cukup hanya dengan al-Qur’an dan hadits walaupun itu merupakan petunjuk.
b.      Pemimpin adalah bayangan Allah Swt di muka bumi yang di beri nur-Nya, sedangkan para nabi di beri wahyu.
c.       Allah Swt mengutus para malaikat untuk menjaga makhluk di langit, sedangkan pemimpin untuk menjaga mahkluk di bumi.
d.      “Apabila ada dua pilihan untuk menentukan pemimpin. Yang satu rajin ibadahnya tetapi lemah dan yang satu lagi kurang ibadahnya namun kuat maka pilihlah yang kuat itu” (HR. Ahmad).
e.       Jika ada pemimpin yang dzalim dan mendzalimi kamu maka hendaklah bersyukur karena dosa-dosamu akan dipikul oleh orang yang mendzalimimu serta bersabarlah kamu maka kamu akan memperoleh keberkahan.

Comments