Keberhasilan-Keberhasilan Kepemimpinan Pada Masa Bani Umayah

Keberhasilan-Keberhasilan Kepemimpinan Pada Masa Bani Umayah 

1.      Muawiyah ibn Abi Sufyan (40-60/661-680 M)
a.       Mengubah sistem pemerintahan dari demokratis menjadi monarki
b.      Mendirikan departemen Pencatatan (Diwanul Khatam)
c.       Mendirikan pelayanan pos (Diwanul Barid)
d.      Mendirikan Kantor Cap (Pencetakan mata uang).

2.      Yazid bin Muawiyah (61-65 H/680-683 M) 
a.       Timbulnya peperangan di Karbala dengan Husain bin Ali.
b.      Pemberontakan di Makkah dan Madinah.

3.      Muawiyah bin Yazid (65-65 H/683-684 M)
Mengalami tekanan jiwa yang berat karena tidak sanggup memikul tanggung jawab kekhalifahan, selain itu ia harus mengatasi masa kritis dengan banyaknya perselisihan antar suku.

4.      Marwan bin al-Hakam (65-66 H/684-685 M)
Marwah menghadapi segala kesulitan satu persatu kemudian ia dapat menduduki Mesir, Palestina dan Hijaz dan Irak.

5.      Abdul Malik bin Marwan (66-86 H/685-705 M)
a.       Menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam administrasi di seluruh wilayah bani Umayyah.
b.      mendirikan kantor-kantor pos dan membuka jalan-jalan guna kelancaran dalam pengiriman surat.
c.       Bersama dengan al-Hajjaj ia mnyempurnakan tulisan mushaf al-Quran dengan titik pada huruf-huruf tertentu.

6.      Al-Walid bin Abdul Malik (86-97 H/705-715 M)
a.       menyempurnakan pembangunan-pembangunan gedung-gedung, pabrik-pabrik, dan jalan-jalan dengan sumur.
b.      Membangun masjid al-Amawi yang diterkenal hingga sekarang di Damaskus, membangun masjid al-Aqsha di Yerussalem, serta memperluas masjid Nabawi di Madinah.
c.       membangun rumah sakit bagi penderita kusta di Damaskus.

7.      Sulaiman bin Abdul-Malik (79-99 H/715-717 M)
a.       sangat mencintai kehidupan dunia dan kegemarannya bersenang senang, hal ini mengakibatkan para pejabatnya terpecah belah, begitu pula masyarakatnya.
b.      Orang-orang yang berjasa pada masa pendahulunya disiksanya, seperti keluarga Hajjaj bin Yusuf dan Muhammad bin Qasim.

8.      Umar bin Abdul-Aziz (99-102 H/717-720 M)
a.       memerintahkan pengumpulan hadits.
b.      mengadakan perdamaian antara Amamiyah, Syi’ah dan Khawarij.
c.       Memeratakan kemakmuran dengan memberikan santunan kepada fakir miskin.
d.      Menyamakan kedudukan orang non Arab yang dinomorduakan dengan orang-orang Arab. Ia mngurangi pajak dan menghentikan pembeyaran jizyah bagi orang Islam yang baru.

9.      Yazid bin Abdul Malik (102-106 H/720-724 M)
a.       Kaum Khawarij kembali menentang pemerintahan karena mereka menganggap Yazid kurang adil dalam memimpin.
b.      Suka berfoya-foya

10.  Hisyam bin Abdul Malik (106-126 H/724-743 M)
Hisyam adalah seorang penyokong kesenian dan sastra yang tekun. Pemerintahannya yang lunak dan jujur, banyak jasanya dalm pemulihan keamanan dan kemakmuran, tetapi semua kebijakannya tidak dapat membayar kesalahan-kesalahan para pendahulunya. Inilah yang semakin memperlicin kemerosotan dinasti Umayyah.


11.  Al-Walid bin Yazid (126-127 H/743-744 M)
Walid oleh para penulis Arab dilukiskan sebagai orang yang tidak bermoral, pemabuk, dan pelanggar. Pada awal mualanya ia menunjukkan kebaikan-kebaikan kepada fakir miskin dan orang-orang lemah. Namun, semua itu digugurkan dengan sifatnya yang pendendam, serta jahat kepada sanak saudaranya. Sikapnya ini semakin mempertajam kemerosotan bani Umayah.

12.  Yazid  bin Walid (127 H/744 M)
Pemerintahan Yazid ibn Walid tidak mendapat dukungan dari rakyat, karena perbuatannya yang suka mengurangi anggaran belanja negara. Masa pemerintahannya penuh dengan kemelut dan pemberontakan. Masa pemerintahannya berlangsung selama 16 bulan.

13.  Ibrahim bin Al-Walid (127 H/744 M)
Diangkatnya Ibrahim menjadi Khalifah tidak memperoleh suara bulat di dalam lingkungan keluarga Bani Umayyah dan rakyatnya. Karena itu, keadaan negara semakin kacau dengan munculnya beberapa pemberontak. Ia menggerakkan pasukan besar berkekuatan 80.000 orang dari Arnenia menuju Syiria. Ia dengan suka rela mengundurkan dirinya dari jabatan khilafah dan mengangkat baiat terhadap Marwan ibn Muhammad.

14.  Marwan bin Muhammad (memerintah di Haram, Jazira) 127-133 H/744-750 M)
Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahlawan. Beberapa pemberontak dapat ditumpas, tetapi dia tidak mampu mengahadapi gerakan Bani Abbasiyah yang telah kuat pendukungnya. Marwan ibn Muhammad melarikan diri ke Hurah, terus ke Damaskus. Namun Abdullah bin Ali yang ditugaskan membunuh Marwan oleh Abbas As-Syaffah selalu mengejarnya. Akhirnya sampailah Marwan di Mesir. Di Bushair, daerah al Fayyun Mesir, dia mati terbunuh oleh Shalih bin Ali, orang yang menerima penyerahan tugas dari Abdullah.

Comments

  1. Kak ini referensi nya dari mana

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau tidak salah, waktu itu disuruh dosen merangkum beberapa buku yang terdapat info tentang tema ini. lupa ngasih referensi, karena mengerjakannya sistem SKS. jadinya ngambil kesimpulan yang penting aja dari pembacaan terhadap beberapa buku itu

      Delete

Post a Comment